Sebuah Perjuangan Membangun Mimpi

Hastu Wijaya, seorang developer tuli pertama di Indonesia ini berusia 25 tahun merupakan sosok yang menginspirasi karena kegigihan dan kerja kerasnya. Putri dari Bapak Sidik Murtadi dan Ibu Sri Kusrini ini merupakan alumni dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. Ia beberapa kali diundang untuk menghadiri acara yang diadakan Google. Pada tahun 2018 ia diundang oleh Google Indonesia di Jakarta untuk berbagi pengalaman sebagai seorang Tuli yang menjadi developer. Pada tahun 2019, ia mendapat kesempatan untuk belajar di San Francisco, California, Amerika Serikat pada kegiatan Google IO (Input Output) yang dihadiri developer-developer terpilih di seluruh dunia.

Awal perjalanan karir Hastu adalah bujukan sang Ibu yang memintanya untuk belajar teknik informatika. Hastu yang awalnya tidak tertarik kemudian mencoba bergabung dengan program yang diadakan Google yaitu Developer Student Club (DSC). Pada program tersebut, Hastu membuat aplikasi yang digunakan untuk orang-orang difabel. Aplikasi yang dinamai “Sukacare” ini dapat diakses untuk orang difabel netra yang ingin membaca buku. Sistem dalam aplikasi ini adalah merekam suara kemudian dimasukkan di aplikasi, sehingga bisa menjadi alternatif tunanetra yang ingin memahami isi buku tertentu. Ia berharap aplikasinya dapat digunakan oleh teman-teman difabel netra di Pusat Layanan Difabel (PLD) UIN SUKA.

Hastu bercita-cita menjadi pengusaha dan developer yang sukses ke depannya. Ia juga memiliki harapan agar semakin banyak teman tuli yang belajar teknik informatika sehingga dapat bermanfaat lebih luas. Hastu Wijaya ini dapat dijadikan contoh terutama bagi teman-teman difabel untuk tetap bermimpi besar dan terus mengusahakannya.

Hastu Wijaya telah lulus dari program studi Informatika UIN Sunan Kalijaga. 2 bulan setelah kelulusannya kini ia bekerja di IDM enterprise IT Pertamina.